Gresik.- Orang sudah banyak tahu kalau Kabupaten Gresik terkenal dengan kota wali dan kota pudaknya. Namun mungkin belum banyak yang tahu kalau Kabupaten Gresik juga memiliki salah satu produk kerajinan berupa sapu lidi dan gantungan baju/hanger yang mempunyai kwalitas mumpuni.
Perajin sapu lidi dan hanger memang jumlahnya tidak banyak. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Imam Suhadi (28) warga Kelurahan Karangsemanding, Balongpanggang, Gresik adalah salah satu orang yang giat menekuni kerajinan ini.
Sepintas memang terlihat sepele dan dianggap tidak menghasilkan keuntungan yang memadahi. Tapi anda jangan salah, berkat ketekunannya, produk kerajinan sapu lidi dan hanger Imam Suhadi saat ini telah menembus pasar-pasar di kota-kota besar di wilayah Jawa Timur. Antara lain Surabaya, Gresik, Tuban, Mojokerto, Nganjuk dan Kediri.
Lebih dari itu, produk kerajinan sapu taman Imam Suhadi segmen pasarnya bukan sekedar pasar-pasar tradisional, melainkan untuk kalangan menengah ke atas yang kerap berbelanja di pasar swalayan dan mal. Belakangan ia sudah mulai mengembangkan marketnya dengan menjajagi pasar luar pulau Jawa.
"Dua bulan lalu saya mengirim sampel ke Kalimantan. Saat ini saya sedang menunggu tindak lanjutnya," ujarnya saat ditemui Telecenter Gresik.
Sapu lidi Imam Suhadi bukan seperti kebanyakan sapu lidi lainnya. Meskipun bahan bakunya sama, namun proses produksinya dilakukan secara profesional dengan sentuhan-sentuhan ide inovatif. Mulai dari pemilihan lidi, pengingkatan, pembuatan tangkai pegangan hingga pembungkusannya. "Lidinya saya disetori dari Madura dan Banyuwangi," katanya.
Ada dua produk sapu yang di hasilkan, Imam Suhadi. Yaitu sapu taman dengan dilengkapi dengan tangkai pemegang dari kayu meranti. Tali pengikatnya menggunakan kawat sehingga keawetan sapu taman lebih lama. Dan sapu tempat tidur ( penabah ) yang ukurannya lebih kecil.
Harga sapu taman dijual dengan harga berfariasi mulai Rp. 5.000 – Rp. 6.000 sedangkan sapu tempat tidur ( penebah ) dijual Rp 1.800. Sejak ia merintis usaha ini tahun 2008, sampai sekarang omset setiap bulannya sudah mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta. "Sebulan tiga kali saya mengirim dan setiap kirim rata-rata 4.000 sapu," imbuhnya.
Imam Suhadi mengungkapkan kemampuan produksinya sangat terbatas. Dalam sehari maksimal hanya mampu memproduksi 200 sapu. "Jumlah ini sangat kurang dan tidak mampu memenuhi permintaan pasar," katanya.
Imam Suhadi sebenarnya berkeinginan untuk terus mengembangkan usahanya itu. Sayang sekali ia mengalami keterbatasan dalam hal permodalan dan manajemen pengelolaan. Akibatnya cukup banyak peluang yang tidak ia dapatkan karena keterbatasan tersebut.
Imam Suhadi berharap adanya pembinaan usaha dari Pemkab dan diharapkan bisa memberikan bantuan permodalan. "Selama ini belum pernah saya mendapat pembinaan. Apalagi pinjaman modal," katanya menambahkan ia akan sangat berterima kasih jika Pemkab bisa memfasilitasi pengembangan usahanya itu. ( Tc-Js )
Imam Suhadi : 085708999128/087856311605